Tempat Berbagi Berita, Cerita dan Derita

Kategori Yang Kalian Suka

Post ini diterbitkan pada : Sunday, September 26, 2010

Hercules – Si Penakluk Kerasnya Ibukota

Gw rasa sobat pasti udah akrab sama kalimat "Ibukota itu lebih kejam daripada ibu tiri" kan?. Sebuah kalimat singkat namun padat,yang mampu membuat orang berpikir 2x untuk merantau ke jakarta. Di pilem-pilem,ibu tiri selalu di gambarkan sebagai orang yang keji,suka menindas,keras dan gx bersahabat. Menghadapi ibu tiri yang seperti itu aja udah ribet,apalagi kalo ada yang lebih kejam dari dia?

Gx bisa dipungkiri lagi,kehidupan di Ibukota memanglah sangat keras.Itu bisa di liat dari persentase keberhasilan karir perantau yang datang ke Jakarta.. Data statistik menunjukkan bahwa gx sampe 5% perantau yang bisa bertahan dan mempunyai karir bagus di jakarta. Kebanyakan nasibnya malah jauh lebih tragis ketimbang kehidupannya di kampung halaman. Datang ke Jakarta dengan harapan menjadi orang sukses,malah jadi gelandangan akhirnya.

Dari segelintir orang yang sukses di perantauan tersebut,bisa dibilang nama berikut ini adalah salah satu yang  ter-"Wah" menurut versi gw.

Hercules

hercules Tubuhnya kecil-kurus,rambutnya ikal. Sungguh tidak begitu meyakinkan. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.

Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian. Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan antar-preman.

Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok Hercules malang melintang di kawasan perdagangan Tanah Abang. Tak heran jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan Tanah Abang.

Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim (kini Timor Leste) 45 tahun lalu ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.

Awal mula dia masuk ke Tanah Abang,dia harus mengalahkan kelompok-kelompok penguasa di sana.Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya.

Namun,banyak warga mengakui bahwa semenjak Hercules yang memegang daerah Tanah Abang,tingkat kejahatan berkurang drastis.hal yang sama pun pernah di lontarkan oleh kapolsek daerah Tanah Abang. Itu semua karna para preman-preman kecil yang biasa memeras pedagang tidak berani berkeliaran di daerahnya.

Ternyata, di balik sosok yang menyeramkan ini, ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi anak-anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian. Soal beras, memang tidak menjadi soal baginya karena Hercules memiliki tujuh hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga bantuan bahan bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.

Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu bisa terus berjalan dan berkembang.Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ.

Walau bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap berpegang teguh pada nilai-nilai budaya TL. Hal ini terlihat jelas saat sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain adalah saudara sepupu Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.

Do you like this post? You can share it with your community..
Dapatkan update artikel lewat email

Artikel Terkait

0 comments:

My Tweet

 
Site Meter
© 2008 Blogger Abstrak | Template by : O-zone | Owner : Angga Leoputra