Berada di dalam kondisi Broken Home bukanlah sesuatu yang gw inginkan, tetapi apa boleh buat? mungkin ini udah menjadi alur perjalanan hidup gw. Sulit sekali untuk memilih siapa diantara kedua orangtua kita, karna apapun dan bagaimanapun, mereka berdua lah yang berperan penting dalam proses berkembangnya jati diri kita.
Keadaan menjadi lebih rumit lagi ketika gw harus menerima kehadiran bokap tiri di hidup gw. Dari awal gw udah ngga suka sama sifat dia, tapi apa hak gw untuk memutuskan siapa yang akan menjadi pasangan nyokap gw? bisa dibilang nihil.
Sifatnya yang bener-bener ngga gw suka adalah sifat egois yang keterlaluan. Bagi dia (baca: bokap tiri gw), ngga ada yang lebih bener daripada dia sendiri. Ngga pernah mau ngalah sama orang lain, bahkan sama anaknya yang baru berumur 5tahun. Ckckck.. cowok macem apa itu? yang udah salah, tapi ngga mau ngaku dan bahkan bersikukuh memegang argumennya didepan anak kecil berumur 5tahun.
Pernah suatu kali, dia ngotot mengatakan bahwa bahasa inggris untuk sore itu adalah "Afternoon", dan anaknya yang berumur 5tahun ternyata sudah pernah mempelajari bahasa inggris di sekolahnya. Saat si anak mengatakan yang benar bahwa bahasa inggris dari sore adalah "Evening", dia malah ngga mau ngalah dan malah ngancem anaknya buat ikut pemikiran dia. Shit!!! bokap gila.
Kemarin adalah titik batas kesabaran gw. Gw udah melabraknya habis-habisan. dan sekarang? gw udah tenang.
Terima kasih atas "hinaan" yang kamu ucapkan padaku, karna itu lah yang menguatkan langkahku.
^^ Semangat :)